Notasi Mal Jayapura, April 2014
Senja kala itu
Kala air mata cinta dari seorang kekasih
Di pipi jatuh mengiring kepergianmu
Ditemani isak tangis buah cinta
Menggelayut hati meretas bimbang
Tapi engkau tetap melangkah
Senja kala itu
Kala mentari masih enggan menyembunyikan sinarnya
Air mata cinta dan isak tangis buah cinta itu
Tak mampu menahan kepergianmu
Hingga langkah kakimu laju
Laju..........
Mencoba menggapai mentari yang masih enggan menyembunyikan sinarnya
Sampai kapan entah
PUISI GALAU
Original Script by Barry Mann Khan
Monday, April 21, 2014
Monday, November 25, 2013
Wednesday, July 24, 2013
DI AMBANG SHUBUH
Menerobos gelap after makan saur, 25 Joely 2013
Benderang terang
Dimanakah bisa kudapatkan engkau
Kapankah bisa kutemukan engkau
Kenapa begitu jauh
Dan semakin jauh
Benderang terang
Tunggu
Tunggu
Jangan pergi engkau
Jangan lari engkau
Tuntunlah aku
Bawalah aku
Dari gelap dan suramnya hidup
Dari noda dan celanya diri
Yang telah sekian lama menggelayut
Melemahkan jiwa ini
Seribu kali
Yaaa seribu kali aku terperangkap dalam gelap dan suramnya hidup
Seribu satu kali
Yaaa seribu satu kali aku mencoba menerobos gelap dan suram itu
Bukan benderang terang yang kudapatkan
Bukan benderang terang yang kutemukan
Gelap lagi
Suram lagi
Benderang terang
Dimanakah kau bisa kudapatkan
Kapankah kau bisa kutemukan
Tuesday, July 23, 2013
DI PAGI BIMBANG
Notasi Salak Pondoh, 24 Joely 2013
Cerahnya ini pagi hari
Secerah mentari yang menghangatkan bumi
Menyeruak masuk ke dalam pori pori sanubari
Membakar jiwa yang katanya lelah dan tak lagi bergejolak
Mencoba menyulutkan api ke dalam tungku hidup
Yang sekian lama dingin membeku
Mencairkan suasana kalbu
Mendamaikan hati
Meretaskan jiwa yang katanya lelah dan tak lagi bergejolak
Cerahnya ini pagi hari
Menghalau galau
Mencoba mengusir kebimbangan
Menuntun langkah hidup
Tapi mampukah cerahnya ini pagi hari melakukan itu semua
Mampukan membujuk hati yang telah lama membeku
Membelai dan menggugah jiwa yang katanya lelah dan tak lagi bergejolak
Cerahnya ini pagi hari
Ibarat hanya sebuah mimpi bagi jiwa yang lelah
Tak sedikitpun mampu mendorong
Tetap terdiam dan membisu
Tetap singgah dalam kebimbangan
Tanpa berusaha bergerak menikmati cerahnya ini pagi hari
Yang secerah mentari dan menghangatkan bumi
Yang menyeruak ke dalam pori pori sanubari
Sudah benar benar lelahkah jiwa ini
Monday, July 22, 2013
JIWA YANG TERLENA
Flash Back To Jakarta , Joely 2007
Berjalan mengikuti kata hati
Meski letih raga, lelah jiwa
Semangat hidup masih menggebu pasti
Menerjang hiruk pikuk lalu lintas hidup
Yang terkadang macet di tengah perjalanan
Menuai emosi yang tak tertahan
Jiwa ini memang cuma tandu
Harusnya duduk saja
Tapi raga ini tidak pernah setuju
Menggerutu menentang jiwa
Harusnya jiwa ini yang menuntun raga
Tapi mengapa raga ini yang mendobrak jiwa
Kenapa?
Katanya jiwaku lelah
Lelah apa?
Jiwaku hanya duduk saja
Tak pernah pedulikan ragaku yang letih
Yang selalu mendobrak jiwa yang hanya bisa diam tanpa karya
Jiwaku sudah terlena
Bukan lelah
Bukan lelah
Bukan lelah
Bangkitlah wahai jiwa yang terlena
Iringi raga temani dia
Menerjang hiruk pikuk lalu lintas hidup
Yang terkadang macet di tengah perjalanan
Bangkitlah
MORNING GALAU
Jogja, 23 Joely 2013
Jiwaku lelah
Ragaku letih
Di atas karang hidup kakiku bertumpu
Yang meski tidak tajam, tapi menyakitkan
Dengan kerikil kerikil duka yang seakan terus menyeruak masuk
ke ujung kaki hidupku yang semakin nganga terluka
Sampai kapan entah
Aku tak mengerti
Mengapa semua ini terjadi pada diriku
Pada hidupku
Mendamaikan hati, menentramkan jiwa tak pernah berhenti aku coba
Meski karang hidup yang tidak tajam tapi menyakitkan tempat aku bertumpu
Tidak pernah mau bersahabat dengan hati dan jiwaku
Dengan kesempurnaan hidupku
Akankah ada batas waktu....???
Jiwaku lelah
Ragaku letih
Aku ingin karang hidup yg meski tidak tajam tapi menyakitkan itu
Menjadi tumpukan pasir putih
Yang meski tidak kuat dipijak
Tetapi lembut dan menenggelamkan kaki hidupku
Akankah ada batas waktu
Mengakhiri jiwa yang lelah dan raga yang letih
Yang selalu bertumpu pada karang hidup yang meski tidak tajam tapi menyakitkan
Dengan kerikil kerikil duka yang seakan terus menyeruak masuk
ke ujung kaki hidupku yang semakin nganga terluka
Hanya Tuhan Yang Maha Tahu
Subscribe to:
Posts (Atom)